PENYIMPANGAN SOSIAL MASYARAKAT
0
komentar
Pengertian
penyimpangan sosial:
Penyimpangan sosial adalah bentuk perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Bruce J. Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan
baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan
berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat.
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
• Bentuk pentimpangan menurut pelakunya:
-Penyimpangan Individu: penyimpangan yang dilakukan oleh Individu yang berlawanan dengan Norma. Penyimpangan ini biasanya dilakukan di lingkungan keluarga.
-Penyimpangan kelompok: dilakukan oleh kelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh kelompok yang melakukan penyimpangan adalah kelompok pengedar narkotika.
• Bentuk penyimpangan menurut Sifatnya:
-Penyimpangan bersifat positif: Penyimpangan ini terarah pada nilai sosial yang berlaku dan dianggap ideal dalam masyarakat dan mempunyai dampak yang bersifat positif. Cara yang dilakukan seolah-olah menyimpang dari norma padahal tidak. Contohnya adalah: Bermunculan Wanita karier yang sejalan dengan emansipasi wanita.
-Penyimpangan bersifat negatif: Penyimpangan ini berwujud dalam tindakan yang mengarah pada nilai-nolai sosial yang dipandang rendah dan dianggap tercela dalam masayarakat. Contohnya: pemerkosaan, pencurian, pembunuhan, perjudian dan pemakaian narkotika.
• Bentuk penyimpangan menurut Lemert (1951).
-Penyimpangan Primer: merupakan penyimpangan sosial yang bersifat sementara dan biasanya tidak diulangi lagi. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini masih diterima di masyarakat. Contoh: orang yang melanggar lalu lintas dengan tidak membawa SIM dan perbuatannya itu tidak diulangi lagi.
-Penyimpangan Sekunder:merupakan penyimpangan sosial yang nyata dan dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan menunjukkan ciri khas suatu kelompok. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini biasanya tidak akan diterima lagi di masyarakat. Contoh: Pemabuk yang seringa mabuk-mabukan dipasar, di diskotik dll.
Perilaku penyimpangan (deviasi
sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di
keluarga maupun di masyarakat. Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang
tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
1. Hal-Hal yang Memengaruhi
Terjadina Perilaku Penyimpangan
Terjadinya perilaku penyimpangan
dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
a. Tidak mempunyai seseorang
sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses
sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal
yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan
sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan
sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak
penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang
negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti
kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga
pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus
ke tindakan anarkis.
Latar Belakang/sebab-sebab terjadinya penyimpangan Sosial :
-Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku.
-Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.
-Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan.
-Pertentangan antar agen sosialisasi
Pesan-pesan yang disampaikan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain kadang bertentangan, misalnya : orang tua mengajarkan merokok itu tidak baik, sementara iklan rokok begitu menarik, dan anak memiliki kelompok teman sebaya yang pada umumnya merokok, sehingga jika ia mengikuti pesan orang tuanya ia akan menyimpang dari norma kelompoknya, lama-lama anak tersebut akan menjadi perokok
-Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakat
Kelompok masyarakat tertentu memiliki norma yang bertentangan dengan norma masyarakat pada umumnya. Contoh : masyarakat yang hidup di daerah kumuh sibuk dengan usahanya memenuhi kebutuhannya, kebanyakan mereka menganggap pengucapan kata-kata kotor, membuang sampah sembarangan, membunyikan radio dengan keras merupakan hal biasa. Namun hal tersebut bagi masyarakat umum merupakan hal yang menyimpamg.
Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosial
-Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.
-Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media elektronik.
Jenis-jenis penyimpangan sosial terdiri dari 5 jenis:
-Tawuran atau perkelahian antar pelajar. Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele.
-Penyalahgunaan narotika,obat-obat terlarang dan minuman keras. Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan pencurian, perampokan.
-Hubungan seks diluar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena menyimpang norma sosial maupun agama.
-Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri,menodong, menjambret membunuh,dll. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari pekerjaan yang halal
-Penyimpangan seksual. Dianggap menyimpang karena melanggar norma- norma yang berlaku.
Pencegahan penyimpangan sosial.
-Keluarga.
Merupakan awal proses sosialisasi dan
pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk
dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga
yang baik begitu sebaliknya.
-Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermain.
-Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermain.
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk
melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat
tinggal yang baik,warganya taat dalm melakukan ibadah agama dan melakukan
perbuatan2 yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang
menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial begitu sebaliknya.
-Media Massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.
-Media Massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.
Teori mengenai penyampangan sosial.
-Teori Differential Association.
Menurut pandangan
teori ini, penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda yang
terjadi melalui proses alih budaya.
-Teori Labeling.
-Teori Labeling.
Menurut teori ini seseorang menjadi
menyimpang karena proses Labeling, penberian julukan, cap, etiket dan merek
yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang
melakukan penyimpangan sosial.
-Teori Merton.
-Teori Merton.
Teori penyimpangan ini bersumber dari
struktur sosial. Menurut Merton terjadinya perilaku menyimpang itu sebagai
bentuk adabtasi terhadap situasi tertentu.
-Teori Fungsi Durkheim.
-Teori Fungsi Durkheim.
Bahwa kesadaran moral semua
anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama
lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Menurut Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang
secara formal.
Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurtu teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidana pun lebih memihak pada kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan terkena hukuman pidana umumnya berasal dari kalangan rakyat miskin.
Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurtu teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidana pun lebih memihak pada kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan terkena hukuman pidana umumnya berasal dari kalangan rakyat miskin.
Beberapa Contoh Penyimpangan Sosial Di
Lingkungan Masyarakat
Berdasarkan Pelaku
Penyimpangan
1 ) Penyimpangan individu
(individual deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan
secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat
yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang
memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka
terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat
individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel,
pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2 ) Penyimpangan kelompok (group
deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan
oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang
menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng,
perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan.
Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena
kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah
sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang
dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak
melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan
kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3 ) Penyimpangan campuran
(mixture of both deviation)
Penyimpangan campuran diawali
dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia
(pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan
tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran adalah
sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang
menjadi amuk massa.
Sifat-Sifat Penyimpangan
Dilihat dari sifatnya,
penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang
bersifat positif dan yang bersifat negatif.
a. Penyimpangan yang Bersifat
Positif
Penyimpangan yang bersifat positif
merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif
terhadap dirinya maupun masyarakat. Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif
dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih
belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, pada masyarakat
yang masih tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas atau menjalin
profesi yang umum dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik,
menjadi pembalap, sopir taksi, anggota militer dan lain-lain oleh sebagian
orang masih dianggap tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu
emansipasi wanita.
b . Penyimpangan yang Bersifat
Negatif
Penyimpangan yang bersifat
negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada tindakan yang
dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga
masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau
nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan
dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh
penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi,
dan sebagainya.
Berbagai Penyakit Sosial dalam
Masyarakat
Segala tindakan atau perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
dianggap sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut
apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat.
Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat.
Penyakit Sosial Penyimpangan
Sosial dan Contohnya:
1 . Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman
dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa
pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan itu diharamkan
(dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini
adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan.
Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan
atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di
Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan
sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu
atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut
dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman
tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi
secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan. Para pemabuk
minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada banyak kasus
kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal
ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya,
tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar
aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya saat
seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga
dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para
pemabuk minuman keras tersebut dapat meninggal dunia karena organ lambung atau
hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan
untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai
penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi
medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa
sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada
pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui
kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai
efek ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan
secara sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya,
disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang
kecanduan, merusak sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotika.
a. Heroin
b . Ganja
c . Ekstasi
d . Shabu-Shabu
e . Amphetamin
f . Inhalen
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering
terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar
lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban
berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan
korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat
perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya
karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan
pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka
menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi
masyarakat usia sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah
selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh
agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan
perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif
dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah,
terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya
moral para pelaku.
5. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku
yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat
menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk
tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan
masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana.
Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat
berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada
umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat
yang tidak dapat
diikuti oleh semua anggota
masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak
kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan
sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada
masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas)
misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
Dampak Perilaku Penyimpangan
Sosial
Berbagai bentuk perilaku
menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi
kehidupan masyarakat pada umumnya.
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si
pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis
atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan
dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan
pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari
Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat
mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang
Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga
membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa
di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu keamanan,
ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma,
dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial,
psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan
unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai
akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang
lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan
umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian,
menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa
dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi
positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari
perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal
berikut ini.
a. Perilaku menyimpang
memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik
merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak
akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku
penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
b. Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan dikatakan seseorang
berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa
yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
c. Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan
masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku
penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan
masyarakat.
d. Perilaku menyimpang mendorong
terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku penyimpangan
senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru
terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan
menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.